Muhammadiyah Kota Balikpapan - Persyarikatan Muhammadiyah

 Muhammadiyah Kota Balikpapan
.: Home >

Homepage

Naskah Pengajian


Assalamualaikum Wr Wb.

Segala puji hanya milik Allah semata, yang menciptakan langit dan bumi dengan haq, penuh dengan hikmah dan tiada satu pun dari makhluk ciptaanya yang sia-sia. Sesungguhnya di dalam penciptaan makhluk-makhluk Allah terdapat tanda-tanda kekuasaanNya bagi orang-orang yang berakal.

Salawat dan salam tercurah kepada Rasul Allah Muhammad SAW sebagai pelita dan rahmat bagi seluruh alam jagad raya, pembawa risalah ilahiyah yang tak kenal lelah dalam menegakkanya meskipun tantangan, rintanggan dan berbagai cobaan lainnya menghadang, beliau tetap sabar dan tegar dalam menghadapinya. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang yang senantiasa mencontoh kepribadian yang ada padanya.

Serta tidak lupa saya berwasiat kepada diri pribadi khususnya dan kepada jamaah sekalian pada umumnya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh. sebagaimana tertera dalam Al Quran surah  Al Baqarah ayat 102 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. dengan segala kesungguhan kita melaksanakan semua perintah Allah dan dengan kesungguhan pula kita menhindari segala bentuk kemaksiatan kepadaNya.


Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 190 :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”

Asbabun nuzul ayat di atas sebagaimana disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir; pernah suatu saat Abdullah bin umar bertanya kepada Aisyah tentang suatu amal yang paling menakjubkan dan teristimewa pada diri nabi Muhammad SAW. Lantas dijawab oleh Aisyah bahwa seluruh amal Nabi menakjubkan dan semuanya istimewa sembari beliau bercerita bahwa pernah dalam suatu malam ketika Nabi selesai melaksanakan qiyamul lail beliau menangis tersedu-sedu hingga air mata beliau membasahi jenggot, setelah itu beliau sujud dan masih dalam keadaan menangis hingga air mata beliau membasai tempat sujud. Datanglah Bilal bin Rabah untuk menginggatkan bahwa waktu subuh hampir tiba, melihat Nabi menangis Bilal bertanya: “wahai Nabi apa yang membuat Engkau menangis padahal Allah SWT telah mengampuni semua dosamu yang lampau maupun yang akan datang ?” lantas Nabi menjawab: ”bagaimana aku tidak menangis, Baru saja turun kepadaku satu ayat (Q.S Ali Imran ayat 190). Maka celakalah bagi orang yang membaca ayat tersebut tetapi dia tidak memikirkannya”.

Marilah kita fikirkan ayat di atas sesuai dengan kadar kemampuan kita masing-masing. Jika kita perhatikan bagaimana Allah menciptakan samawaat sebagai bentuk jama’ dari sama’ yang berarti langit-langit atau banyak langit mengisyaratkan bahwa langit itu tidak hanya satu jenis saja tetapi lebih dari satu, kita perhatikan dalam Q.S Al Baqarah ayat 29 :

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Firman Allah dalam Q.S Al Mulk ayat 3 :

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”

Firman Allah dalam Q.S Nuh ayat 15 :

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?”

Dan Firman Allah dalam Q.S An Naba’ ayat 12 :

“dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh”

 

Semua firman-firman Allah menunjukkan bahwa langit itu ada tujuh lapis. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah ilmu sain moderen atau modern science manakah yang sudah mengetahui tujuh lapisan itu, Apa pembatas diantara langit-langit itu? Itu baru dua pertanyaan yang kita belum mampu menjawabnya belum lagi pertanyaan-pertanyaan lain seputar keadaan setiap lapisan dari tujuh langit tersebut. Subhanallah.... Islam memberi isyarat ilmu astronomi tentang tujuh langit sejak 14 abad silam yang belum disentuh sekalipun oleh neo modern science.

Pernahkah juga kita berfikir bagaimana Allah telah menciptakan langit tanpa tiang ?. ini merupakan sesuatu yang sangat menakjubkan, siapakah yang mampu melakukan hal demikian selain Allah ? mustahil manusia ada yang bisa berbuat demikian. Hanya dengan kekuasaan Allah sajalah itu semua bisa tercipta, dan amat mudah bagiNya melakukan yang demikian. Mari kita perhatikan firman Allah dari dua surah yang berbeda berikut ini :

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”. (Q.S Luqman: 10)

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu”.(Q.S Ar Ra’d: 2)

 

Satu-satunya tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi manusia adalah bumi karena memang demikian Allah menciptakan bumi ini untuk ditempati sehingga tidak mungkin manusia menjadikan selain bumi untuk menetap. Meskipun banyak bencana yang terjadi di permukaan bumi ini yang disebabkan oleh ulah tangan manusia, tidak mungkin bagi mereka kabur ke planet lain sebagai tempat singgah selama kehidupannya. Bumi tetap menjadi tempat ideal bagi mereka sekalipun manusia bisa sampai ke planet lain seperti bulan tetap saja keberadaan mereka terbatas dangan banyaknya oksigen yang mereka bawa. Dengan keberadaan manusia di bumi mereka bisa menjelajah kemana saja tempat yang hendak dituju. Bagi orang-orang beriman petualangan dan penjelajahan mereka di muka bumi ini tiada lain kecuali untuk mencari petunjuk dan hidayah Allah SWT.

Sungguh kekuasaan Allah yang ditunjukkan melalui banyak ciptaanya, tiada satu pun yang dapat menandingi-Nya. Adakah Tuhan selain Allah yang berkuasa seperti kekuasan Allah? Kita adalah makhluknya yang teramat lemah di hadapan-Nya sehingga tidak layak bagi kita bersifat takabur atas kesombongan yang ada pada diri kita yang sering menjebak pada sifat-sifat ketuhanan yang hanya dimiliki-Nya atau kita malah menuhankan benda-benda lain yang sama lemahnya antara yang menyembah dan yang disembah. Sungguh tujuan Allah menciptakan langit dan bumi agar kita sering-sering bertafakur atas Kemaha Besaran-Nya yang akhirnya bermuara pada sebuah ketauhidan kepada Rabbul Izzati Allah Subhanahu wa ta’ala.

 

“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut ? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.” (Q.S An Naml: 61)

 

“Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk”. (Q.S Az Zukhruf: 10)

 

Silih bergantinya siang dan malam menunjukkan bahwa waktu terus berjalan, waktu akan menggilas siapa saja yang tidak bisa menggunakannya dengan baik, sebaliknya waktu akan menjadi teman setia bagi siapa saja yang dapat menggunakanya dalam kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat. Perubahan waktu yang terus berjalan, hendaknya menjadi perenungan bagi kita untuk menemukan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya. Proses kehidupan manusia di dunia yang singkat, sering tidak disadari oleh mereka sehingga kadang-kadang dunia ini dianggap negeri abadi. Banyak orang berkata, “sekarang saya sudah berumur 60 tahun, tapi saya belum tahu apa-apa tentang agamaku”. Ada banyak pertanyaan yang harus kita jawab pada diri kita masing-masing. dari apa aku diciptakan, untuk apa aku diciptakan, dan akan kemana aku akan berjalan (surgakah atau nerakakah tempatku). Semakin hari bilangan umur bertambah sedangkan sisa jatah hidup kita terus berkurang, sudah barang tentu proses kehidupan yang kita jalani ini tidak terlepas dari intaian sang waktu, bukan hanya kehidupan manusia saja yang selalu disertai dengan waktu. telur atau anak binatang akan mengalami proses kehidupanya dari yang tidak bisa apa-apa sampai bisa apa-apa (sesuai fitrahnya) juga tidak terlepas dari sang waktu. Berbagai jenis tumbuhan yang berawal dari biji-bijian hingga mempunyai akar yang kokoh, batang yang besar, cabang atau ranting yang menjulang, dedaunan yang rindang serta warna-warni. Semua perubahan yang ada tidak lepas dari iringan sang waktu.

Sungguh terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah pada setiap ciptaan-Nya bagi orang-orang yang berakal. Lantas siapakah yang disebut sebagai orang-orang berakal itu ?. Allah telah berfirman dalam Qur’an Surah Ali Imran ayat 191 sebagai penjelas dari ayat sebelumnya.

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S Ali Imran: 191)

 

Orang-orang yang berzikir kepada Allah pada setiap kesempatan dan keadaan, merekalah yang disebut sebagai orang yang berakal, yang senantiasa berdoa kepada Allah SWT dengan memuji dan mensucikanNya agar Dia memelihara mereka dari siksa api neraka. Ingat kepada Allah bukan hanya ketika kita berada di masjid, majlis dzikir, ketika kita sempit atau ketika kita ditimpa sakit, tetapi hendaklah ingatan kita kepada Allah dalam segala keadaan, ketika sedang berada di kantor, pasar, dalam perjalanan, ketika kita dalam keadaan senang maupun dalam keaadaan sehat serta dalam keadaan-keadaan yang lainnya kita selalu dzikir dan taat kepada Allah SWT.

Allah Maha Suci dan Sempurna Yang menciptakan makhluk-Nya tanpa ada kesia-siaan sedikitpun, meskipun itu seekor Nyamuk ataupun lalat. Tidakkah banyak perusahaan, penelitian-penelitian ilmiah ada berkat jasa Nyamuk dan lalat?

Mari kita perhatikan dua firman Allah berikut ini, Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang  yang  fasik” (Q.S Al-Baqarah : 26)

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (Q.S Al-Hajj : 73)


By. M. Huda Abdunafi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                               


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website