Muhammadiyah Kota Balikpapan - Persyarikatan Muhammadiyah

 Muhammadiyah Kota Balikpapan
.: Home > Berita > Peran Muhammadiyah Terhadap Pilar Kebangsaan dan Bernegara

Homepage

Peran Muhammadiyah Terhadap Pilar Kebangsaan dan Bernegara

Minggu, 24-04-2016
Dibaca: 5342

 

Muhammadiyah.or.id  - Yogyakarta, 22 April 2016 adalah hari dimana seluruh perempuan Aisyiyah diseluruh Indonesia melaksanakan Rakernas untuk menata program beberapa tahun kedepan. Berjalannya Rakernas ini ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Ibu Menteri Puan Maharani. Ada banyak agenda pada perhelatan ini, salah satunya adalah sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang akan disampaikan langsung oleh Ketua MPR RI.

Berkaitan dengan masalah pilar kebangsaan, Zulkifli Hasan mencoba untuk menyampaikan betapa pentingnya 4 pilar ini bagi keberlangsungan berbangsa dan bernegara. Empat pilar utama bangsa ini adalah Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dari keempat inilah bangsa Indonesia dapat berjalan dan berkembang sampai dengan saat ini dengan tetap berpegang teguh pada hakikat berdirinya bangsa ini, yakni persatuan.

Pancasila, Bung Karno pada tahun 60-an menyampaikan pidatonya dihadapan sidang umum PBB yang dimana ahli hukum dan seluruh orang yang hadir menyatakan bahwa pidato tersebut adalah pidato yang sangat baik. Bung Karno mengatakan “ kami tidak akan ikut sistem barat dan kami tidak akan ikut sistem timur, kami memiliki sistem sendiri yang dinamakan dengan Pancasila”. Jadi, apa itu Pancasila? Jika Pancasila itu dijadikan suatu kalimat maka artinya adalah cinta kasih atau kasih sayang, dan jika ditambah lagi maka akan menjadi kasih sayang kekeluargaan, kemudian gotong royong dan dari kesemuanya itu maka akan menjadi suatu kalimat yang mewakili keseluruhan yakni adalah musyawarah mufakat.

NKRI, dalam ringkasan yang disampaikan oleh Ketua MPR RI maka NKRI jika dijadikan satu kalimat  itu adalah semuanya memiliki hak yang sama. Artinya siapapun bisa menjadi Presiden, Bupati, dan Wali Kota. Tidak ada perbedaan hak pada salah satu pilar bangsa ini. Jadi intinya hak kita adalah sama. Berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia, bahkan anggota Muhammadiyah sekalipun.

Bhinneka Tunggal Ika, bangsa Indonesia memang beragam dan memiliki perbedaan. Akan tetapi perbedaan itu selamanya dan seterusnya yang dipertahankan menjadi sumber budaya serta inspirasi bagi bangsa Indonesia. Atau pendek kata adalah keragaman dalam perbedaan yang memiliki hak dan kewajiban sama. Di dalam Muhammadiyah juga sama, karena seluruh anggotanya pastilah memiliki perbedaan dan keragaman. Dan tetap sampai sekarang Muhammadiyah telah menunjukan dan menjalankan salah satu pilar bangsa ini dalam praktik berorganisasi di Indonesia.

UUD 1945, sebelumnya apa tujuan kita dana apa yang harus kita kerjakan terhadap tugas kita? Dengan ini kita memang harus mengetahui tujuan kita masing masing agar kita tidak salah dalam melaksanakan tugas kita. Indonesia adalah negara merdeka, oleh karena itu kemerdekaan merupakan jembatan emas untuk menuju suatu tujuan. Dan tujuannya adalah bersatu, tanpa bersatu maka kita tidak akan mencapai kemerdekaan. Tanpa bersatu kita tidak mungkin akan berdaulat, dan jika kita tidak berdaulat maka kita tidak mungkin akan berlaku adil. Jika tidak berlaku adil maka tidak ada yang namanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Itulah mengapa di Indonesia ini yang berdaulat adalah rakyat agar seluruh anggota DPR dari daerah sampai dengan pusat, Bupati, Wali Kota, bahkan Presiden mengetahui tugasnya yakni adalah melayani rakyat dan negaranya agar sila ke-5 ini tercapai.

Itulah kira-kira apa yang diketahui mengenai 4 pilar kebangsaan dan negara kita dan ini juga adalah sebagai karakter bangsa kita yang harus kita pertahankan ucap Ketua MPR RI yang juga sebagai anggota keluarga besar Muhammadiyah.

Sebenarnya dalam membangun pilar bangsa ini, Muhammadiyah memiliki peran yang besar. Banyak tokoh yang berasal dari Muhammadiyah yang menjadi pemeran dalam berdiri bangsa ini dan juga menghadirkan pilar kebangsaan ini. Seperti halnya Ki Bagus Hadikusumo, Kahar Muzakir, Ir. Juanda, Mr. Kasman Singodimedjo, bahkan Ir. Soekarno pun adalah salah satu tokoh Muhammadiyah dan masih banyak lagi.

Dalam hal ini, Muhammadiyah dengan pandangan Islam Berkemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara senantiasa berusaha untuk selalu bisa mempercayakan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Muhammadiyah dan umat islam adalah bagian integral dari bangsa Indonesia yang memiliki peran historis yang menentukan sejak sebelum kemerdekaan hingga sesudah kemerdekaan. Muhammadiyah juga telah dan akan terus memberikan sumbangsih yang besar pada upaya mencerdaskan dan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara serta lebih mengembangkan moral politik dalam islam yang berwawasan kebangsaan di tengah pergelutan ideologi Indonesia dan dunia.

Kontributor: Bobby Gilang - Balikpapan


Tags: muhammadiyah, aisyiyah, empat pilar, unisa, yogyakarta
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website